KEGIATAN MANASIK HAJI 19 SEPTEMBER 2015 DI MIN BANDAR KIDUL
Lembar Jumroh Ula |
Lempar jumroh Wusto |
Niat haji dipimpin oleh Ibu Emi Rosyidah |
Di Musdalifah |
Kegiatan Thawaf |
Lempar jumroh Aqobah |
Pemberangkatan jamaah haji bersama Mbah Karso dari KSTV |
Kegiatan Wukuf |
Kegiatan Manasik Haji MIN Bandar Kidul
disiarkan DI KSTV
acara Plesir Mbah Karso
Hari Kamis, 24 September 2015 pukul 15.00 WIB dan
Hari Selasa, 29 September 2015 pukul 19.00 WIB
Kegiatan manasik haji di MI Negeri Bandar Kidul merupakan agenda kegiatan tahun yang selalu dilaksanakan pada bulan dulhijah. Kegiatan ini di laksanakan pada hari Sabtu 19 September 2015 di GOR Jayabaya Kota Kediri. Diikuti oleh seluruh peserta didik beserta guru dan karyawan MIN Bandar Kidul. Kegiatan manasik haji diliput oleh KSTV untuk acara Plesir Mbah Karso. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada anak-anak tentang rukun islam ke 5 yaitu ibadah haji . Manasik haji ini diharapkan dapat menjadi bekal iman untuk masa depannya. Berikut ini panduan manasik haji
Ibadah Haji dimulai tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiah) yaitu diawali dengan memakai pakaian Ihram, dan mengucapkan ihlal (niat) haji:
LABBAIKA HAJJANAtau
LABBAIKA ALLAHUMMA HAJJAN
“Ya Allah, kami datang memenuhi panggilan-Mu untuk melaksanakan ibadah Haji.” (HR. Muslim)
Diteruskan dengan talbiyah:
LABBAIKA ALLAHUMMA LABBAIK, LABBAIKA LAA SYARIKA LAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WAN NI’MATA LAKA WALMULK. LAA SYARIKA LAK.
“Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu: aku
penuhi panggilan-Mu Tiada sekutu bagi-Mu, aku pnuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji dan ni’mat adalah kepunyaan-Mu; demikian pula
segala kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu.” (HR. Bukhari)
Mabit di Mina
Setelah matahari terbit (masih tgl. 8
Dzulhijjah), berangkat ke Mina. Dan pada malamnya mabit
(bermalam/menginap) disana sampai subuh. Di Mina kita melakukan shalat
Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh (di qasah tanpa di jamak).
Wukuf di Arafah
Hari berikutnya yaitu tanggal 9
Dzulhijjah dan setelah terbit matahari, tinggalkan Mina menuju ke
Arafah. Sebelum masuk areal wukuf di Arafah, mampir dulu di Namirah,
menunggu Zawal tergelincir matahari (jika memungkinkan). Ba’da zawal,
masuk ke Arafah menuju tenda yang telah ditentukan. Didalam tenda,
mendengarkan khutbah Arafah kemudian dilanjutkan dengan shalat Dzuhur
dan Ashar Jama’ takdim dan di qasar.
Wukuf. Duduklah menghadap qiblat dan
berdo’a dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi, berdo’a sekehendak hati,
bisa diselingi istighfar, dzikir, tilawah Al-Qu’an, makan-minum, dan
mendengarkan nasehat-nasehat. Waktu wukuf adalah sesudah shalat Dzuhur
sampai dengan terbenam matahari. Diantara do’a thawaf:
LA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QADIR.
“Tidak ada Ilah selain Allah yang Maha
Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan dan
milik-Nya segala puji dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” (HR.
At Tirmidzi)
Mabit di Muzdalifah
Begitu matahari terbenam, tinggalkan
Arafah menuju Muzdalifah. Sesampainya di Muzdalifah, shalat Maghrib dan
Isya jama’ ta’khir dan di qasar. Kemudian tidur sampai Subuh (mabit).
Kumpulkan batu-batu kecil (sebesar
kacang tanah) sebanyak 7 biji untuk melontar jumrah aqobah. Yang sakit
dan lemah dapat meneruskan perjalanan ke Mina malam itu juga.
Selesai shalat Subuh berjama’ah, berdo’a di Masy’aril Haram. Seluruh Muzdalifah adalah Masy’aril Haram.
Melontar Jumrah Aqobah tgl. 10 Dzukhijjah
Cara melontar:
- Waktu: setelah matahari terbit (dhuha) atau dikala matahari agak sedikit tinggi.
- Cara:
- Upayakan mendekati jumrah. Tapi ingat jangan sampai menyakiti sesama.
- Ambil posisi dimana qiblat berada disebelah kiri. Sampai disini talbiyah dihentikan.
- Lontar jumrah dengan 7 kerikil dan setiap lontaran diiringi takbir (Allahu Akbar)
Tahallul Awwal (ASGHAR)
Tahallul (potong rambut) boleh pilih:
- Taqsir: memotong rambut sampai pendek, bagi wanita menggunting beberapa helai rambut.
- Tahliq: mencukur rambut sampai gundul, dimulai dari kanan ke kiri (hanya bagi laki-laki). Bagi wanita cukup memotong beberapa helai saja.
Yang terbaik untuk laki-laki tahallul
haji adalah tahliq. Setelah itu sudah boleh mengganti pakaian ihramnya
dengan pakaian biasa dan semua larangan ihram halal kembali, kecuali
jima’.
Hadyu (qurban)
Masih pada tanggal 10 Dzulhijjah,
setelah berganti pakaian, menyembelih Hadyu, atau menyerahkan
penyembelihan itu kepada yang amanah.
Bila tak sempat menyembelih, boleh
dilaksanakan esoknya yaitu tanggal 11 Dzulhijjah atau sampai dengan 13
Dzulhijjah. (hari-hari Tasyrik)
Thawaf Ifadah
Masih di hari yang sama (10 Dzulhijjah)
utamanya berangkat ke Mekkah untuk Thawaf Ifadah dan dilanjutkan dengan
Sa’i. Thawaf Ifadah bisa dilakukan pada hari-hari Tasyrik bila
berhalangan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Bagi yang udzur, boleh
dilaksanakan setelah udzurnya lepas, walau hari-hari Tasyrik telah
berlalu.
Tahallul Tsani (akhir/Kubra)
Setelah Thawaf Ifadhah, maka hubungan
suami istri enjadi halal kembali. Seusai Thawaf dan Sa’i tersebut, harus
kembali lagi ke Mina, sebelum Maghrib. Tidak boleh menginap di Mekkah.
Seandainya ada udzur/berhalangan, kemalaman kembali ke Mina tidak
mengapa.
Melontar Tiga Jamarat pada tgl. 11, 12 dan 13 Dzulhijjah
Cara melakukan lontar jamarat sebagai berikut:
Ambil posisi dan melontar seperti yang
kita lakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah, selesai melontar Jumrah Ula,
kita bergeser kesebelah kiri, menghadap qiblat lalu berdo’a menurut
kebutuhan masing-masing dengan mengangkat kedua tangan.
Hal yang sama kita lakukan setelah
melontar Jumrah Wustha dan setelah melontar Jumrah Aqabah, seperti pada
tanggal 10 Dzulhijjah. Tanpa berdiri lama untuk berdo’a sebagai mana
pada dua jamarat terdahulu.
Nafar Awwal dan Nafar Tsani
Setelah selesai melempar jumrah pada
tanggal 12 Dzulhijjah, kita sudah menyelesaikan hajinya dan bisa
meninggalkan Mina dan pulang ke Mekkah dengan syarat sudah keluar dari
Mina sebelum matahari terbenam. dan ini disebut Nafar Awwal. Namun jika
matahari sudah terbenam dan masih berada di Mina maka tidak boleh
meninggalkan Mina dan harus bermalam lagi di Mina untuk melontar jamarat
pada hari berikutnya.
Yang ingin melakukan Nafar Tsani, maka
ia harus mabit atau bermalam satu malam lagi di Mina dan melontar
jamarat pada tanggal 13 Dzulhijjah ba’da Dzuhur, baru boleh ke Mekkah.
Thawaf Wada’
Thawaf Wada’ adalah ibadah terakhir dari
rankaian ibadah haji. Persis seperi Thawaf Ifadah, tetapi tanpa Sa’i.
Bagi wanita haidh tidak perlu Thawaf Wada’ dan hajinya tetap sah.
Komentar